2/14/2021

Media dalam pembelajaran

 A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata "media" berasal dari bahasa Latin dan bentuk jamak dari kata "medium". Secara harfiah kata tersebut memiliki arti mediasi atau pengantar. Media merupakan alat yang dapat membantu memenuhi kebutuhan dan aktivitas yang pada intinya dapat memudahkan siapa saja yang menggunakannya. Lebih spesifiknya, dalam proses pembelajaran, konsep media sering diartikan sebagai alat grafis, fotografis atau elektronik yang menangkap, memproses, dan merekonstruksi informasi visual atau verbal.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang menuntut seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai positif bagi siswa melalui pemanfaatan berbagai sumber daya. Pembelajaran dapat melibatkan dua aspek; siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator.

Dalam kegiatan mengajar, media biasanya diartikan hanya sebagai benda atau alat untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu topik. Oleh karena itu, proses belajar dikatakan sebagai hasil belajar apabila memenuhi beberapa ciri yakni; (1) Belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa akan merasakan dirinya sedang belajar, maka dari itu, siswa akan termotivasi untuk meraih pengetahuan yang diharapkannya sehingga proses belajar dengan pengetahuan akan dikuasai secara permanen; (2) Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, namun dalam hal ini, pengetahuan diraih tidak spontanitas namun terjadi secara bertahap; dan (3) Belajar membutuhkan interaksi.

Media pembelajaran mengacu pada segala sesuatu yang dapat menyebarkan informasi, merangsang pikiran, emosi dan keinginan siswa, sehingga mendorong siswa untuk membentuk suatu proses pembelajaran (Warsono, 2013). Media pembelajaran adalah segala yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai pengetahuan dan informasi dari guru kepada siswa dalam proses interaktif kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi pembelajaran (Smaldino et al., 2012). Media pembelajaran dapat membantu untuk memperoleh informasi dengan lebih mudah dan meningkatkan semangat belajar sehingga media ini dapat mencapai tujuan guru untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif.

Adapun fungsi media pembelajaran menurut Susilana dan Riyana (2009) sebagai berikut ini:

1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 

2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar. 

4. Media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.

5. Media pembelajaran dapat berfungsi untuk mempercepat proses belajar mengajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran, siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran lebih efektif sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.

7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu, dapat mengurangi terjadinya verbalisme.


B. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran

Secara umum kedudukan media pembelajaran berperan sebagai alat perantara atau alat manajemen pesan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu memberikan stimulasi kepada siswa agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru mulai dari konsep abstrak hingga gambar konkret. Setelah memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, sikap dan perilaku seseorang juga akan berubah.

1. Kedudukan media pembelajaran berdasarkan karakteristiknya

Setiap jenis media memiliki ciri khasnya masing-masing dan berperan dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Agar media pembelajaran berperan pada jenis media tertentu, maka perlu dilakukan klasifikasi media pembelajaran sesuai dengan ciri dan fungsi pembelajaran dan metode tertentu.

2. Kedudukan media pembelajaran di dunia pendidikan

Status media dalam dunia pendidikan bukan hanya sebagai bantuan guru, tetapi juga pembawa informasi bagi guru untuk belajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, guru dapat memusatkan tanggung jawabnya pada bidang lain, seperti kegiatan bimbingan pribadi dan konsultasi dalam kegiatan pembelajaran.

3. Kedudukan media dalam sistem pembelajaran

Sistem adalah keseluruhan, terdiri dari banyak komponen yang saling terkait dan berinteraksi. Dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem karena mengandung komponen-komponen yang terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Kedudukan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

Dalam proses pembelajaran, kedudukan media pembelajaran meliputi:

a. Alat yang digunakan oleh guru untuk mengklasifikasi buku teks selama pembelajaran

b. Alat untuk yang digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran, guru dapat meletakkan media pada sumber masalah atau merangsang siswa untuk belajar

c. Sumber belajar bagi siswa

d. Alat untuk memperbanyak proses interaksi guru, siswa, dan interaksi siswa dengan lingkungan sehingga meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

Sistem adalah sejumlah komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Komponen tersebut ialah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Dari kelima komponen masing-masing saling berkaitan erat sebagai satu kesatuan. 

Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunaannya. Setelah itu, guru akan menentukan alat dan proses evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan.

Proses pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi. Dalam proses komunikasi ini terdapat urutan pemindahan informasi atau pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Untuk memahami fungsi media dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari karakteristik atau kemampuannya serta kendala apa saja yang ada dalam proses belajar mengajar.

Media pembelajaran berperan sebagai alat perantara atau alat pengolah pesan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu memberikan stimulasi kepada siswa agar dapat memahami materi pengantar guru dari konsep abstrak hingga gambar yang lebih spesifik.


C. Pola Pembelajaran dari Konvensional hingga Menggunakan Media

Model konvensional merupakan suatu proses pembelajaran dimana proses belajar mengajar dilakukan dengan cara lama yaitu dalam proses pembelajaran guru masih mengandalkan ceramah. Dalam model pembelajaran konvensional, proses kegiatan belajar mengajar biasanya ditujukan untuk mengalirkan informasi dari guru ke siswa. Dalam model pembelajaran ini, guru biasanya lebih menitikberatkan pada penanaman pengetahuan kepada siswa.

Berikut ini empat pola pembelajaran yang terdiri dari:

1. Pola pembelajaran konvensional I

Pola pembelajaran guru dan siswa tanpa menggunakan alat/ bahan pembelajaran berupa alat peraga. Pola pembelajaran ini tergantung pada kemampuan guru menghafal materi pembelajaran dan mengkomunikasikannya secara lisan kepada siswa.

2. Pola pembelajaran konvensional II

Berlatih dengan siswa (guru + alat peraga). Dalam pola pembelajaran ini, guru dibantu dengan berbagai materi pembelajaran serta alat peraga, yang dapat menjelaskan dan menampilkan informasi yang abstrak.

3. Pola pembelajaran guru bermedia

Pola (guru) + (media) dengan siswa. Pola pembelajaran ini mempertimbangkan keterbatasan guru, guru juga tidak menjadi satu-satunya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran sebagai sumber belajar, sehingga siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti dari majalah, modul, radio, televisi, media komputer dan internet. Model ini merupakan model pembelajaran yang bergantian antara guru dan media saat berinteraksi dengan siswa.

4. Pola pembelajaran bermedia

Pola pembelajaran media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media yang telah disiapkan dengan materi pembelajaran. Dalam pola ini, siswa dapat belajar melalui media tanpa harus menunggu guru yaitu guru hanya menyiapkan bahan ajar. dalam hal ini, media merupakan sumber belajar utama siswa. 

Dalam model pembelajaran media, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Namun, siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media. Saat ini dan di masa yang akan datang, guru tidak hanya menjadi guru, tetapi juga harus mampu berperan sebagai pengawas pembelajaran yaitu sebagai pengelola pembelajaran, mendorong kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan berbagai sumber belajar.


D. Sejarah Perkembangan Media

Dalam sejarah awal pendidikan, guru adalah satu-satunya sumber belajar. Dalam perkembangan selanjutnya, keberadaan buku meningkatkan sumber belajar. Selama ini, media berfungsi sebagai alat peraga bagi guru. Alat bantu yang digunakan adalah alat peraga, seperti gambar, model, grafis, dan alat lainnya, yang dapat memberikan pengalaman tertentu, memberikan motivasi belajar dan meningkatkan minat belajar siswa. Seiring masuknya pengaruh teknologi audio pada pertengahan abad ke-20, alat visual yang digunakan dilengkapi dengan audio, sehingga disebut alat audio visual.

Sekitar tahun 1960-1965, siswa mulai dianggap sebagai bagian penting dalam proses pembelajaran. Sekitar 1965-1970, pendekatan sistematis mulai menunjukkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan sistematis ini mendorong penggunaan media sebagai bagian dari rencana pembelajaran. Pada dasarnya para guru dan ahli audio visual menyambut baik perubahan ini. Guru mulai menetapkan tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku siswa. Untuk mencapai tujuan ini, guru dan siswa mulai menggunakan media dalam proses pembelajaran.


Referensi

Warsono, A. W. D. D. (2013). Proses Pembelajaran & Penilaian. Yogyakarta: Graha Cendekia.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. (2012). Instructional Technology and Media for Learning (10th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya ^^

View My Stats