3/08/2021

Perencanaan dan pemilihan media pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi sebagai sarana dalam menyampaikan informasi atau pesan yang dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Susilana dan Riyana (2009) menjabarkan langkah-langkah perencanaan media pembelajaran sebagai berikut:

A. Sistematika Perencanaan Media Pembelajaran

1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa

Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need). Salah satu indikator adanya kebutuhan karena didalamnya terdapat kesenjangan (gap). Kesenjangan merupakan ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan merupakan adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang diharapkan pada kemampuannya, keterampilannya dan sikapnya.

Guru yang kreatif harus mampu menciptakan sebuah media. Kesesuaian media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi dari siswa adalah; (1) Tactile/kinesthetic, para siswa memperoleh hasil belajar optimal apabila disibukkan dengan suatu aktivitas. Mereka tidak ingin hanya membaca tetapi ikut terlibat langsung melakukan sendiri; (2) Visual/perceptual, para siswa memperoleh hasil belajar yang optimal dengan penglihatan sebab pelajar tipe visual selalu ingin melihat gambar, diagram, flow chart, timeline, film, dan demonstrasi; (3) Auditory, pelajar menyukai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil belajar diperoleh melalui mendengarkan ceramah kuliah dan mengambil bagian pada diskusi kelompok; (4) Aktif Versus Reflektif Aktif, pelajar cenderung untuk mempertahankan dan memahami informasi yang terbaik dengan melakukan sesuatu secara aktif dengan mendiskusikan pada orang lain; (5) Reflektif, pelajar yang suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari kita pikirkan terlebih dulu” adalah tanggapan pelajar yang reflektif; (6) Sequential Versus Global Sequential, pelajar menyukai untuk berproses step-by-step terhadap suatu cara dan hasil akhir yang sempurna;  (7) Global, pelajar yang menyukai suatu ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa yang mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang kompleks.

2. Perumusan tujuan instruksional (instructional objective)

Tujuan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan karena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan. Tujuan yang baik yaitu jelas, terukur, operasional, tidak mudah untuk dirumuskan oleh guru, diperlukan latihan, penelaahan terhadap kurikulum, dan pengalaman saat melakukan pembelajaran di kelas. Adapun ketentuan perumusan tujuan yaitu: 

a. Learned oriented, dalam merumuskan tujuan harus berdasarkan pada perilaku siswa

b. Operational, perumusan tujuan yang dibuat harus spesifik dan operasional sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya

c. Formula teknik perumusan tujuan pembelajaran dengan rumus ABCD yaitu:

1) Audience merupakan sasaran yang perlu dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan diberikan. Contoh audience: siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, dll.

2) Behavior merupakan perilaku spesifik yang diharapkan untuk dimunculkan oleh siswa setelah pembelajaran. Contoh behavior: menjelaskan, menyebutkan, merincikan, mengidentifikasi, memberikan contoh dan sebagainya.

3) Conditioning merupakan keadaan yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran. Contoh conditioning: mengamati.

4) Degree merupakan batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Penentuan ini tergantung pada jenis bahan materi. Contoh degree: batas minimal nilai. 

3. Perumusan butir-butir materi yang terperinci

Titik tolak perumusan materi pembelajaran merupakan dari rumusan tujuan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Sahih atau valid, maksudnya materi yang digunakan pada media pembelajaran sudah benar-benar teruji kebenarannya dan kesahihannya

b. Tingkat kepentingan (significant), maksudnya dalam memilih materi perlu dipertimbangkan sejauh mana materi yang disampaikan penting untuk dipelajari? penting untuk siapa?

c. Kebermanfaatan (utility), maksudnya kebermanfaatan harus dipandang dari dua sudut pandang yakni kebermanfaatan secara akademis dan non akademis untuk berdampak manfaat untuk meningkatkan kemampuan siswa serta menjadi bekal softskill

d. Learnability yaitu sebuah program yang dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitannya (tidak terlalu mudah ataupun sulit) dan bahan ajar yang digunakan harus layak sesuai dengan kebutuhan

e. Menarik minat (interest), maksudnya materi yang digunakan harus menarik minat dan memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut

4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan

Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang disiapkan. Alat pengukur ini mengukur tiga kemampuan utama yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan. Oleh karena itu, terdapat hubungan yang erat dengan tujuan, materi, dan tes pengukur keberhasilan, sebagai berikut:


Pada gambar diatas dijelaskan bahwa hubungan antara tujuan, materi, dan tes. Dalam penyusunannya, materi didasarkan atas rumusan tujuan, setelah materi selesai dirumuskan selanjutnya membuat item tes berdasarkan tujuan dan materi.

5. Penulisan garis besar program media (GBPM) 

GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah di dalam penulisan naskah program media yang mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan, dan materi. GBPM cocok dibuat dalam video yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan psikomotorik yang memerlukan penjelasan visual. Adapun manfaat dari GBPM ini yaitu terjadinya persamaan persepsi, efisien, efektif, motivasi, dan rekreatif.


B. Kriteria Pemilihan Media

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan akan membawa akibat panjang yang tidak diinginkan. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan

Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media, apakah media audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.

2. Sasaran didik

Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? Bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita . Oleh karena itu, media harus sesuai dengan kondisi mereka.

3. Karakteristik media yang bersangkutan

Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karakteristik media tersebut.

4. Waktu

Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia/ yang kita memiliki, pertanyaan lain adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama lokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk membuatnya.

5. Biaya

Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan biaya tersebut? Apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.

6. Ketersediaan

Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu, tenaga, dan sarana untuk membuatnya? Jika semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah bersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.

7. Konteks penggunaan

Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini, kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaan media tersebut dalam pembelajaran.

8. Mutu teknis

Kriteria ini terutama untuk memilih/ membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, grafis, atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan cocok? Apakah suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.


C. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran

Pemilihan media yaitu memilih atau mengelompokkan bahan ajar mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai. Pemilihan media harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan, seperti memiliki tujuan yang sesuai dengan sifat dan karakteristik media yang akan digunakan. Selain itu, pemilihan media harus sesuai dengan tujuan, selain konsisten dalam memilih media, guru juga harus mengukur kemampuannya dalam menguasai media. Setelah memahami beberapa pendapat mengenai pemilihan media tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan media dilakukan sebelum kegiatan mengajar dimulai dan harus sesuai dengan tujuan perancangan dari awal hingga akhir. Seiring kemajuan teknologi, guru harus mampu menguasai media yang mereka pilih untuk digunakan oleh siswa.

Pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan faktor-faktor berikut ini:

1. Dana/ material

Kebanyakan guru di sekolah tidak menggunakan media untuk mempermudah siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran, dikarenakan dana yang dibutuhkan cukup mahal, sedangkan sekolah tidak memfasilitasi dengan baik maka guru harus benar-benar pandai dalam membuat media agar tidak menghabiskan dana yang mahal, seperti guru memanfaatkan barang-barang bekas dalam pembuatan media.

2. Materi pelajaran

Selain dana, guru juga harus memperhatikan materi pembelajaran, karena berbeda materi maka medianya pun juga berbeda. Sebelum menentukan media, guru harus mengurutkan materi dan menggabungkan materi agar saling berkesinambungan.

3. Siswa

Faktor selanjutnya, yang harus diperhatikan yaitu siswa. Pemahaman setiap individu dengan individu lainnya itu berbeda, ada siswa yang gemar menggambar, menulis, mendengarkan, dan sebagainya. Dengan demikian, guru harus membuat media semenarik mungkin agar perhatian semua siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda itu tertuju pada media tersebut dengan rasa senang dan gembira.

4.  Jenis-jenis media

Guru dalam memilih media harus menentukan jenis media yang akan digunakan. Jenis-jenis media antara lain ada audio, visual, audio visual dan alat peraga. Dengan adanya jenis media, guru bisa melakukan stimulus respon pada siswa dengan baik.


Referensi

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya ^^

View My Stats