A. Langkah-langkah membuat media pembelajaran
Agar media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan langkah-langkah dalam menyusun media pembelajaran. Dalam hal ini, model ASSURE akan digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran.
Langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran menggunakan model ASSURE menurut Smaldino et al (2014) yaitu:
1. Melakukan analisis karakteristik siswa (analyze learner)
Tujuan utama dari menganalisis karakteristik siswa yakni agar guru dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang utama sehingga setiap siswa mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam pembelajaran secara maksimal.
Analisis karakteristik siswa meliputi beberapa aspek penting yaitu:
a. Karakteristik umum
Karakteristik umum pada siswa dapat ditemukan melalui variabel yang konstan yaitu umur, jenis kelamin, tingkat perkembangan, faktor sosial ekonomi, dan budaya. Semua variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat dalam menyampaikan bahan pembelajaran.
b. Pengetahuan atau kompetensi spesifik yang telah dimiliki sebelumnya
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa adalah subjek patokan yang berpengaruh terhadap bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa (Smaldino et al., 2014). Hal ini memudahkan dalam merancang suatu pembelajaran agar penyampaian materi pelajaran dapat diserap dengan optimal oleh siswa sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c. Gaya belajar
Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda dan mengidentifikasi pengetahuan siswa termasuk interaksi dalam merespon emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. (baca kembali Perencanaan dan pemilihan media pembelajaran)
2. Menetapkan tujuan pembelajaran (state objectives)
Ada beberapa alasan mengapa perlu menetapkan tujuan saat merancang rencana pembelajaran:
a. Penetapan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang berhasil. Jika siswa dapat mencapai tujuannya dengan baik, maka proses pembelajaran akan berhasil.
b. Tujuan pembelajaran dapat dijadikan panduan dan pedoman dalam kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, guru dapat merencanakan dan mempersiapkan segala tindakan yang harus diambil untuk membantu siswa belajar.
c. Tujuan pembelajaran dapat membantu merancang sistem pembelajaran. Dengan kata lain, dengan tujuan pembelajaran yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan topik, metode atau strategi pembelajaran, alat, media, dan sumber belajar, serta mengidentifikasi dan merancang alat penilaian untuk melihat keberhasilan belajar siswa.
d. Tujuan pembelajaran dapat dijadikan sebagai kontrol untuk menentukan batasan dan kualitas pembelajaran. Dengan kata lain, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol penguasaan keterampilan siswa sesuai dengan tujuan dan persyaratan mata pelajaran yang berlaku.
Adapun perumusan tujuan pembelajaran menurut Smaldino et al (2014) dapat menggunakan formula ABCD. (baca kembali Perencanaan dan pemilihan media pembelajaran)
3. Memilih media, metode pembelajaran, dan bahan ajar (select methods, media, and materials)
Langkah selanjutnya dalam pembelajaran efektif adalah mendukung penggunaan teknologi dan media pembelajaran dalam proses pemilihan strategi, teknologi, dan media, serta bahan ajar secara sistematis.
a. Memilih strategi pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu, perlu menitikberatkan pada gaya dan motivasi belajar siswa, yang nantinya dapat menunjang pembelajaran.
Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS yang dikembangkan oleh Smaldino et al (2014) yaitu Attention (perhatian) siswa, pembelajaran yang relevan dengan tujuan, Confident (percaya diri) yaitu desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa, dan Satisfaction (kepuasan) dari usaha belajar siswa.
Adapun strategi pembelajaran menurut Prawiradilaga (2007) yakni sebagai berikut:
1) Belajar berbasis masalah (problem-based learning)
Metode belajar berbasis masalah dapat melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan strategis dalam memecahkan masalah.
2) Belajar berbasis proyek (project-based learning)
Belajar berbasis proyek merupakan cara/ metode yang melatih kemampuan belajar siswa untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan yakni pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan.
3) Belajar kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ditekankan agar siswa mampu berlatih menjadi pimpinan dan membina koordinasi antar teman sekelasnya.
b. Memilih teknologi dan media yang sesuai dengan bahan ajar
Berikut ini pemilihan format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik menurut Smaldino et al (2014):
1) Memilih, mengubah, dan merancang materi
2) Memilih materi yang tersedia
3) Melibatkan spesialis teknologi/ media
4) Melakukan survei panduan referensi sumber dan media
5) Mengubah materi yang ada
6) Merancang materi baru
4. Menggunakan bahan ajar (utilize material)
Sebelum menggunakan media dan bahan yang ada, langkah-langkah yang harus diikuti yaitu:
a. Preview materi
Guru harus melakukan pratinjau materi sebelum disampaikan di kelas, dan selama proses pembelajaran, guru harus menentukan materi yang sesuai untuk siswa dan memperhatikan tujuannya.
b. Siapkan bahan
Guru harus mengumpulkan semua materi dan media yang dibutuhkan oleh guru dan siswa. Guru juga harus menentukan urutan materi dan penggunaan media. Selain itu, guru harus terlebih dahulu menggunakan media untuk menentukan keadaan media.
c. Siapkan lingkungan
Guru harus secara tepat mengatur fasilitas yang digunakan siswa dari bahan dan media yang sesuai dengan lingkungannya.
d. Siswa
Memberitahukan siswa tentang tujuan pembelajaran, dengan cara, guru menjelaskan bagaimana cara agar siswa dapat memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
e. Memberikan pengalaman belajar
Proses belajar mengajar harus empiris, guru dapat memberikan pengalaman belajar, seperti; menggunakan proyektor untuk demonstrasi, latihan, atau tutorial sebelum kelas.
5. Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran (require learners a participation)
Tujuan utama pembelajaran adalah memungkinkan siswa berpartisipasi dalam materi dan media yang dibuat. Guru di era teknologi saat ini perlu memiliki pengalaman dan praktik dalam penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi, bukan sekadar memahami dan memberikan informasi kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pandangan konstruktivis bahwa belajar merupakan proses psikologis yang positif berdasarkan pengalaman nyata, dimana siswa akan mendapatkan umpan balik yang berguna untuk mencapai tujuan belajarnya.
6. Mengevaluasi dan merevisi program pembelajaran (evaluate and revise)
Evaluasi dan revisi merupakan aspek yang sangat mendasar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat didasarkan pada:
a. Penilaian hasil belajar siswa
b. Penilaian hasil belajar portofolio
c. Penilaian hasil belajar yang tradisional/ elektronik
d. Menilai dan memperbaiki strategi, teknologi dan media
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain:
a. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa
b. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan
c. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum
d. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan siswa secara individual dalam mengambil keputusan
e. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai
f. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk orang tua, guru, pengembang kurikulum, dan pengambil kebijakan
B. Aplikasi media pembelajaran
Adapun aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran presentasi seperti Ms.Powerpoint, Focusky, dll. Sedangkan aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk membangun media pembelajaran berbasis web seperti Edlink, Google Classroom, dll.
Referensi
Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J. D. (2014). Instructional Technology and Media for Learning. London: Pearson.
Prawiradilaga, D. S., & Siregar, E. (2007). Mozaik teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan ya ^^